Ilmu tentang proses perkembangan embrio manusia di dalam
rahim telah menjadi misteri selama berabad-abad. Pada zaman Aristoteles, embrio
yang akhirnya menjadi bayi dianggap berasal dari darah haid, dimana proses
evolusi embrio menjadi manusia hanya sebatas penambahan ukuran bentuk.
Pengetahuan ini dipercaya hingga abad ke-17 hingga ditemukan
mikroskop yang akhirnya sampai pada pengetahuan mengenai sel sperma.
Barulah sekitar tahun 1940-an para ilmuan menemukan
teknologi canggih yang mendukung penelitian tentang perkembangan embrio dalam
rahim. Dengan perlengkapan canggih tersebut, diketahui bahwa embrio manusia
berasal dari air mani bukan darah haid. Tidak hanya itu, ilmu pengetahuan
modern juga mengungkapkan fase-fase bagaimana perkembangan janin di dalam
rahim.
Jika pengetahuan ini baru diketahui pada periode modern,
maka Al-Qur'an melalui Nabi Muhammad Saw. sudah membahasnya dari sejak abad ke
tujuh. Bahkan, salah satu guru besar Departemen Anatomi dan Biologi sel
Universitas Toronto mengaku kagum dengan pengetahuan tentang embrio yang
dijelaskan Al-Qur'an. Menurutnya Kitab Agama Islam ini menjelaskan secara
detail tentang penciptaan manusia bahkan sebelum teknologi kedokteran mampu
menjelaskannya.
Adalah surat al-Mu'minun ayat 12-14, yang menjelaskan secara
gamblang bagaimana proses perkembangan embrio manusia. Ayat ini menjelaskan
bagaimana perkembangan embrio fase demi fase. Padahal saat ayat ini turun, akan
sangat mustahil mengetahui bagaimana kehidupan di dalam rahim karena tidak ada
peralatan yang mendukung.
''Dan, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu
Kami jadikan segumpal darah. Lalu, segumpal darah itu kami jadikan segumpal
daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang
belulang itu Kami bungkus daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain" (QS.
Al-Mu’minun, ayat 12-14)
Ayat ini menjelaskan bahwa perkembangan janin di dalam rahim
terdiri dari enam tahap. Tahap
awal penciptaan embrio disebut
dengan Sulalah yang dimulai dari sari pati
mani. Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari saripati air mani
yang hina, bukan semua air mani, namun dari bagian yang sangat halus. Itulah
yang dimaksud dengan ‘Sulalah’.
Dan benar, berdasarkan penelitian dari ilmuan kini,
diketahui bahwa manusia tercipta dari satu sperma saja. Jumlah ini tentu tidak
sebanding dengan jumlah sperma yang dikeluarkan pria yang mencapai jutaan. Kata ‘Sulalah’ tentu sangat tepat menggambarkan hal
ini, karena satu dari jutaan sperma ini bergerak menuju ke rahim untuk membuahi
ovum dari wanita.
Tahap kedua disebut
dengan ‘Alaqoh’ yang berati juga binatang sebangsa
lintah. “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah (Alaqoh).”
Berdasarkan penelitian modern, pada fase ini bentuk janin
memang sangat mirip dengan lintah. Bahkan jika antara janin pada fase ini dan
lintah difoto bersamaan, maka manusia tidak bisa membedakan keduanya.
Tahap ketiga dan keempat dalam
Al-Qur’an disebut dengan ‘Mudghah’ (Segumpal Daging). “Lalu, segumpal
darah itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang,”
Berdasarkan riset modern, Para ahli dan spesialis dalam
bidang medis telah menyimpulkan bahwa tulang itu muncul sebelum daging sebagai
penutupnya. Setelah itu barulah muncul daging. Ini hanya baru diketahui oleh
para ahli pada zaman sekarang, itu pun dengan bantuan alat – alat fotografi.
Tahap kelima, pembungkusan
tulang dengan daging. “Lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging...'' Didahulukannya
penciptaan tulang sebelum daging, itu karena daging butuh kepada tulang untuk
menempel padanya. Maka tulang mesti sudah ada sebelum daging.
Tahap keenam adalah perubahan janin ke bentuk yang
lain. “Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain..'' Menurut Dr Ahmad Hamid Ahmad, bersama
dengan berakhirnya pekan ketujuh, panjang Mudghah sudah mencapai 8 – 16
milimeter.
Nabi Muhammad SAW dalam sebuah riwayat bersabda yang
artinya, ”Seseorang dari kamu
ditempatkan penciptaannya di dalam perut ibunya dalam selama empat puluh hari,
kemudian menjadi `alaqah selama itu pula (40 hari), kemudian menjadi mudhghah
selama itu pula (40 hari); kemudian Allah mengutus seorang malaikat lalu
diperintahkan empat kalimat (hal), dan dikatakan kepadanya : Tulislah amal,
rizki dan ajalnya, serta celaka atau bahagia-(nya); kemudian ditiupkan ruh
padanya.” (HR Imam al-Bukhari
dari `Abdullah).
Begitulah Al-Qur’an dan hadist menciptakan
dengan gamblang bagamana proses penciptaan manusia di dalam rahim ibu. Sudah
selayaknya, sains selalu beriringan dengan Al-Qur'an yang menjadi sumber ilmu
pengetahuan dalam segala bidang.
※ Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
¤ Salam sayang buat isteri &
anak tercinta :
“Siti Nurjanah & Rachmad Hidayatullah”