penjelasandarialquran.blogspot.com
© Proses penciptaan langit dan bumi memang hanya menjadi rahasia Allah SWT.
Meski sudah banyak fakta-fakta yang ditemukan dari penelitian untuk mengetahui
bagaimana penciptaan alam semesta, namun hal itu hanya sebatas teori dan tidak
bisa dijadikan sebagai acuan. Dalam Al-Quran Allah SWT hanya memberikan
keterangan global dan tidak terperinci. Akan tetapi dari ayat dan Sabda Nabi
Muhammad SAW, manusia bisa mendapat gambaran bagaimana alam ini pada mulanya
diciptakan.
Sebagai umat Islam pastinya kita wajib mengimani apa yang ada di dalam Kitab Allah SWT serta Sabda Nabi Muhammad tentang penciptaan ini. Sementara manusia terbatas akalnya untuk menemukan kebenaran kejadian masa silam meski dengan perkembangan teknologi yang serba modern seperti saat ini.
Waktu
yang dibutuhkan untuk menciptakan langit dan bumi.
Dalam kitabnya Allah secara jelas berfirman bahwa alam semesta diciptakan
selama enam hari. Hal ini dijelaskan dalam banyak Surat. Seperti dalam QS.
al-A’raf, ayat 54 yang artinya :
“Sesugguhnya Tuhan kalian, yaitu Allah, Dialah yang menciptakan langit dan bumi
dalam 6 hari, kemudian Dia beristiwa di atas Arsy. (QS. al-A’raf: 54).
“Sungguh
Aku telah menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada diantara keduanya
dalam 6 hari, dan Aku tidak merasa capek.” (QS. Qaf, ayat 38).
Namun makna enam hari yang disebutkan Allah SWT masih juga menjadi misteri.
Kata ‘hari’ dalam bahasa Arab digunakan untuk penyebutan waktu dari terbitnya
matahari hingga terbenam. Namun apakah sama dengan enam hari milik Allah? Oleh
karena itu, ulama berbeda pendapat dalam memahami kata ‘hari’ terkait proses
penciptaan alam semesta.
Seperti yang diungkapkan Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa An Nihayah. Ia
menyebutkan dua pendapat ulama terkait kata enam hari yang terdapat dalam
Al-Qur’an. Makna pertama yang diungkapkan mayoritas ulama adalah hari yang sama
dengan yang dilalui manusi asekarang ini, yaitu mulai dari terbit fajar sampai
dengan terbenamnya matahari.
Pendapat kedua mengatakan bahwa perhitungan satu hari disisi Allah sama dengan
1000 tahun dalam perhitungan manusia. Ini diriwayatkan Ibnu Abbas, Mujahid,
ad-Dhahak, Ka’b al-Ahbar, dan pendapat yang dipilih oleh Imam Ahmad sebagaimana
keteragan beliau dalam ar-Rad ‘ala al-Jahmiyah.
Langit dan bumi, siapa yang terlebih dahulu tercipta?
Ini tentu menjadi pertanyaan yang membutuhkan penelitian bertahu-tahun jika
ditelieti oleh manusia. Namun Allah SWT dala Al-Qur’an menjelaskan bahwa
sebenarnya bumi lah yang terlebih dahulu Dia ciptakan. Hal ini
diungkapkan dalam surat Fushilat ayat 9 hingga 12. Allah menyebutkan
bahwa Dia menciptakan bumi terlebih dahulu sebelum langit yang artinya :
“Sesungguhnya
patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua hari dan kamu adakan
sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”.
Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia
memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan penghuninya
dalam empat hari. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang
bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi : “Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab
: “Kami datang dengan suka hati” (Q.S
Fushilat:9-12)
Ibnu Katsir yang menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa Allah SWT jelas
mengatakan bahwa Dia menciptakan bumi terlebih dahulu baru langit. Bumi
merupapan pondasi sehingga harus terbangun terlebih dahulu. Lalu langit
diciptakan kemudian sebagai atapnya sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah,
ayat 29 yang artinya :
“Dialah
Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kalian, kemudian Dia
berkehendak (beristiwa) menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.”
(QS. Al-Baqarah, ayat : 29).
Ibnu Katsir melajutkan dengen menjelaskan firman Allah di surat an-Nazi’at :
“Apakah
kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya, Dia
meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya
gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu
dihamparkan-Nya. Dia memancarkan dari bumi mata airnya, dan (menumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua
itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”. (QS.
an-Nazi’at, ayat 27–33).
Dalam ayat ini disebutkan bahwa Dahyu al-Ardi (penyempurnaan bumi) dilakukan
setelah menciptakan langit. Bentuk ad-Dahyu, ditafsirkan pada ayat, “Dia memancarkan dari bumi mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.” Dan ini dilakukan setelah penciptaan langit.
Adapun penciptaan bumi, ini dilakukan sebelum penciptaan langit berdasarkan
nash (dalil tegas). (Tafsir Ibnu Katsir, 7/165).
Allah menciptakan bumi dalam 2 hari, kemudian Dia menciptakan langit. Kemudian
dia beristiwa ke atas langit, lalu Allah sempurnakan langit dalam 2 hari yang
lain. Kemudian Allah daha al-Ardha (menyempurnakan bumi). Bentuk penyempurnaan
bumi adalah dengan Dia keluarkan dari bumi mata air, tumbuh-tumbuhan, Allah
ciptakan gunung, benda mati, dataran tinggi, dan segala yang ada di antara
langit dan bumi, dalam 2 hari. Itulah makna firman Allah, “Bumi dihamparkannya.”
Sementara firman Allah, “Dia menciptakan bumi dalam 2 hari.” Diciptakanlah bumi
dan segala isinya dalam 4 hari dan diciptakan semua langit dalam 2 hari. (HR.
Bukhari secara Muallaq sampai al-Minhal, 16/85).
Kesimpulan dari keterangan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, Allah menciptakan
bumi 2 hari belum sempurna dan belum ada isinya. Kemudian menciptakan semua
langit dalam 2 hari, dan terakhir Allah mengisi bumi dengan tumbuhan, gunung,
benda-benda dalam 2 hari. Allahu a’lam.
※ Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
¤ Salam sayang buat isteri & anak tercinta :
“Siti Nurjanah &
Rachmad Hidayatullah”