penjelasandarialquran.blogspot.com
© Manusia harus bersyukur kepada Allah SWT pasalnya hidup di daratan yang luas,
lengkap dengan isinya untuk bertahan hidup dan tinggal dengan nyaman. Daratan
yang Allah ciptakan tidaklah rata, namun berkontur yakni terdiri dari bukit,
lembah hingga gunung. Ilmu pengetahuan abad ke-20 baru menemukan bahwa gunung
memiliki akar yang dalamnya berkali lipat dari tinggi gunung tersebut. Ini
merupakan konsep tentang gunung yang mutakhir dan baru dikenal.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Geophysicist asal
Washington, Amerika Serikat bernama Profesor Emeritus Frank Press. Dalam
bukunya yang berjudul Earth, Emeritus mengungkapkan bahwa gunung mempunyai akar
yang menghujam ke dalam bumi sehingga menyerupai pasak. Pasak atau paku besar
merupakan benda yang menancap ke dalam sehingga kepala yang tampak di luar
selalu lebih pendek dari panjang pasak yang menghujam ke dalam.
Ilmu
pengetahuan baru ini semakin menguatkan kebenaran dalam Al-Qur’an yang sudah
menjelaskan pengetahuan tersebut sejak 1400 tahun silam. Allah SWT dalam surat
An Naba’ mengatakan bahwa Dia menciptakan gunung sebagai pasak di bumi.
“Bukankah
Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai
pasak?” (QS. An Naba', Ayat 6-7)
Ketika selama ini orang-orang hanya takjub kepada ketinggian gunung, namun
Alquran mementahkan kekaguman yang kecil itu. Ternyata bukan tingginya, tetapi
kedalaman akar gunung yang menghujam 15 kali lipat dari tinggi di atas
permukaan bumi, itulah yang lebih dasyat.
Para ahli geofisika menemukan bukti bahwa kerak bumi berubah terus dengan
terori lempeng tektonik yang menyebabkan asumsi bahwa gunung mempunyai akar
yang berperan menghentikan gerakan horizontal atau Litosfer. Teori lempeng
tektonik menyebutkan, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan
lembaran-lembaran kayu tetap menyatu. Penemuan ini juga semakin memperkuat kebenaran
Al-Qur’an QS. Al Anbiya, Ayat 31.
“Dan
telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak)
goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan
yang luas, agar mereka mendapat petunjuk” (QS. Al Anbiya, Ayat 31)
“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang
bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu
mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl, AYat 15).
Gunung Senantiasa Bergerak.
Meski menjadi pasak, namun gunung tidak diam tapi senantiasa selalu bergerak
dan mengikuti pergerakan lempeng benua diatas lapisan pagma seolah awan yang
bergerak di atas langit. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam
sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa
benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun
kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka
bergerak saling menjauhi. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak,
dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Bukankah ini
juga menguatkan ayat Allah QS. An Naml, Ayat 88 ?
“Dan
kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia
berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan
kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. (QS. An Naml, Ayat 88).
Meski Dekat dengan Matahari, Salju di
Puncak Gunung Tidak Mencair.
Gunung umumnya memiliki hutan dan aneka hewan yang berada di dalamnya. Namun
bukan saja nuansa hijau, tapi masih ada sebagian besar yang menutupi puncaknya,
yaitu salju. Dari sinilah kita dapat belajar satu dari nikmat Allah yang
diberikan kepada kita. Di puncak gunung yang tinggi, salju tidak mencair dan
senantiasa melimpah. Padahal posisinya yang dekat dengan matahari, seharusnya
lebih panas dengan dataran di bawah gunung. Namun faktanya, rendahnya tekanan
udara di atas gunung, maka membuat kerapatan udara juga rendah. Yang berakibat
rendahnya kemampuan untuk menyerap kemampuan panas matahari.
Ini menjawab bahwa udara mampu menangkap panas matahari, makin padat
kerapatannya maka semakin banyak panas matahari yang diserap. Dan makin tinggi
puncak gunung, makin rendah kerapatan udaranya. Subhanallah.
Gunung Berapi Di Bawah Laut.
Selain keajaiban di daratan, Allah SWT menunjukan kebesarannya dengan
menciptakan gunung berapi di bawah laut. Menurut catatan, ada 5000 gunung di
bawah laut yang letaknya tersebar di berbagai belahan dunia. Gunung di bawah
laut kerap ditemukan di cekungan laut, bahkan juga ada yang ditemukan di kerak
samudera. Dari jumlah tersebut, merupakan gunung berapi yang masih aktif hingga
sekarang. Gunung di bawah laut merupakan gunung yang naik dari dasarr laut,
namun tidak sampai mencuat sampai ke atas permukaan air.
Diperkirakan gunung di bawah laut ini sudah terbentuk sejak jutaan tahun lalu.
Terutama kedalam 1000 sampai antara 4000 dari dasar laut. Gunung di bawah
laut kebanyakan berbentuk seperti kerucut karena adanya proses vulkanik.
Kawasan gunung di bawah laut memang menjadi objek penelitian, karena biasanya
di sana terdapat ekosistem yang langka, bahan tambang yang tinggi dan
keanekanragaman satwa laut. Begitu mahabesarnya Allah dalam penciptaan gunung
ini, dan menjadi pengingat kita untuk selalu bertasbih kepadanya.
Gunung Menjadi Perumpamaan.
Dalam Alquran, gunung mempunyai makna tertentu dan menjadi tempat dari
peristiwa penting. Salah satunya gunung sebagai perumpaan beratnya penerima
amanah. Sepert tertuang dalam surat QS. Al-Ahzab, Ayat 72-73.
"Sesungguhnya
Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia
itu amat zalim dan amat bodoh. Sehingga Allah mengadzab orang-orang munafik
laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan
sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan
Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang." (QS. Al-Ahzab, Ayat 72-73).
“Kalau
sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” (QS.
Al-Hasyr, Ayat 21)
Syariat yang dibebankan kepada manusia merupakan amanah, sebagai amanah
syariat itu wajib dipikul dan ditunaikan, tidak boleh disia-siakan dan
diterlantarkan apalagi ditolak dan diingkari.Memang amanah tersebut tidak
ringan, hingga langit, bumi dan gunung pun tidak sanggup untuk memikulnya.
Namun bagi yang mau menunaikannya, Allah SWT akan memberikan ampunan
terhadapnya, juga pahala yang besar, surga dan ridhonya. Sebaliknya siapa yang
melupakan amanah akan ditimpakan azab atasnya.
Gunung juga menjadi fenomena yang patut diamati sebagai wujud kebesaran Allah
SWT dalam menciptakan alam semesta. Allah memerintahkan agar manusia melihat
makhluk-makhluk ciptaannya supaya manusia melihat keagungan dan kekuasaannya.
Gunung Bertasbih.
Gunung pun disebutkan dalam beberapa ayat dalam Al-qur’an bertasbih bersama
Nabi Daud, seperti dalam surat An Anbiya’ ayat 79.
“Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang
lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan
ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih
bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya”. (QS. An Anbiya’, Ayat 79).
“Sungguh,
Kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Dawud) pada
waktu petang dan pagi”. (QS. Shad, Ayat 18).
Allah telah menciptakan alam semesta dan kepada-Nya lah unsur-unsur alam semesta
ini patuh dan memuji kepada Allah SWT serta membesarkan nama penciptanya. Di
dalam bahasa di dalam bahasa yang kita tidak sanggup mengetahuinya. Adalah
mukjizat Nabi Daud AS sehingga binatang-binatang, jin-jin dan bahkan
gunung-gunung mengikutinya dalam bertasbih kepada Allah Swt.
Gunung Menjadi Tempat Allah Menampakan Diri kepada Nabi Musa. Gunung menjadi
tempat Allah Swt. memperlihatkan kebesarannya dan menyadarkan Nabi Musa AS
untuk bertaubat. Ini dijelaskan dalam surat (QS. Al-A'raf, Ayat 143)
“Dan
tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami
tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa :
"Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat
kepada Engkau". Tuhan berfirman : "Kamu sekali-kali tidak sanggup
melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya
(sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya
menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan
Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata :
"Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang
pertama-tama beriman". (QS. Al-A'raf, Ayat 143)
Allah SWT begitu mengingatkan begitu pentingnya gunung bagi kehidupan
umat manusia. Bahkan Allah menyebutkan gunung dalam Al-Qur’an. Semua ciptaan
itu ada tujuannya agar manusia sujud pada penyembahan yang sebenarnya.
※ Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
¤ Salam sayang buat isteri tercinta :
"Siti Nurjanah"